Kamis, 11 November 2010

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN (MATERI LENGKAP)


MATERI

PERTEMUAN PERTAMA

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
a.    Manfaat dan nilai suatu barang
Kegunaan adalah kemampuan benda untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Macam-macam kegunaan benda :
1.    Kegunaan dasar (element utility), yaitu benda memiliki kegunaan karena dapat dipakai untuk membuat barang lain.
Contoh :
·      Tebu sebagai bahan pembuat gula
·      Kapas sebagai bahan pembuat benang
·      Kedelai sebagai bahan pembuat tahu dan tempe
2.    Kegunaan bentuk (form utility), yaitu benda memiliki kegunaan bila diubah menjadi bentuk lain.
Contoh :
·      Kayu diubah menjadi kursi
·      Kain diubah menjadi baju
·      Kulit sapi diubah menjadi sepatu
3.    Kegunaan tempat (place utility), yaitu benda memiliki kegunaan bila dipindah ketempat lain.
Contoh :
·      Batu di gunung diangkut ke kota sebagai bahan bangunan
·      Pasir di desa diangkut ke kota sebagai bahan bangunan
·      Sayur di kebun diangkut ke pasar untuk dijual
4.    Kegunaan waktu (time utility), yaitu benda memiliki kegunaan bila terjadi perubahan waktu
Contoh :
·      Payung dan jas hujan menjadi berguna pada saat turun hujan
·      Obat menjadi berguna pada saat jatuh sakit
·      Baju hangat menjadi berguna pada saat musin dingin
5.    Kegunaan milik (ownership utility), yaitu benda memiliki kegunaan bila terjadi perubahan hal milik
Contoh :
·      Ikan di laut menjadi berguna setelah ditangkap (dimiliki)
·      Buku di toko menjadi berguna setelah dibeli (dimiliki)
6.    Kegunaan pelayanan (service utility), yaitu barang memiliki kegunaan bila ada pelayanan yang diberikan
Contoh :
·      Televisi menjadi berguna bila ada siaran
·      Angkutan umum menjadi berguna bila dijalankan
Nilai adalah arti yang diberikan manusia terhadap benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia atau dapat ditukarkan dengan benda lain.
Dalam ekonomi, nilai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.    Nilai pakai adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai pakai terdiri atas :
a.    Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat memenuhi kebutuhan secara umum. (Catatan : nilai pakai objektif = kegunaan/ utilitas)
Contoh :
·      Payung dapat dipakai untuk melindungi badan dari hujan
·      Lemari dapat dipakai untuk menyimpan baju
b.    Nilai pakai subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya secara khusus.
Contoh :
·      Raket mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi pemain bulutangkis daripada bagi petani
·      Jala mempunyai nilai pakai yang lebih besar bagi nelayan daripada bagi dokter
2.    Nilai tukar adalah nilai yang diberikan kepada suatu benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain
a.    Nilai tukar objektif, yaitu kemampuan yang dimiliki benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda yang lain yang berlaku secara umum.

Contoh :
·      Beras dapat ditukar dengan sejumlah jagung
·      Uang dapat ditukar dengan gula atau dengan barang lain
b.    Nilai tukar subjektif, yaitu arti yang diberikan kepada benda karena benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain
Contoh :
·      Menurut pemain bulutangkis, raket dapat ditukarkan dengan RP 400.000,-. Tapi menurut petani, raket hanta dapat ditukar dengan uang Rp 20.000,-
·      Menurut kolektor barang antik, sebuah meja kuno Belanda dapat ditukar dengan uang Rp 10.000.000,-, tapi menurut seorang nelayan meja tersebut hanya dapat ditukar dengan uang Rp 100.000,-

b.   Perilaku konsumen dan produsen
A.  Perilaku konsumen
1.    Pengertian konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan manusia yang mengurangi atau menghabiskan guna barang atau jasa yang ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2.    Tujuan konsumsi
a.    Memenuhi kebutuhan jasmani/ fisik, contoh : makan, minum, disuntik, dll
b.    Memenuhi kebutuhan rohani, contoh : menyaksikan hiburan, meminta petunjuk ulama, dll
c.    Mendapat penghargaan dari orang lain
3.    Pola konsumsi
Adalah susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, yang dipenuhi dari pendapatannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang :
a.    Pendapatan
b.    Tingkat pendidikan/ pengetahuan
c.    Kondisi tempat tinggal iklim
d.   Jenis pekerjaan
e.    Tingkat peradaban bangsa
f.     Kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat
g.    Tinggi rendahnya harga barang dan jasa
h.    Selera yang sedang berkembang di masyarakat
B.  Perilaku produsen
1.    Pengertian produksi
Adalah setiap kegiatan atau usaha manusia untuk menghasilkan atau menambah guna barang dan jasa.
2.    Tujuan produksi
a.    Memenuhi kebutuhan manusia
b.    Mencari keuntungan atau laba
c.    Menjaga kelangsungan hidup perusahaan
d.   Meningkatkan mutu dan jumlah produksi
e.    Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam.
3.    Bidang-bidang produksi
a.    Bidang ekstraktif, yaitu produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti : pertambangan, penangkapan ikan.
b.    Bidang agraris, yaitu produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan. Seperti : pertanian, perkebunan, peternakan.
c.    Bidang industri, yaitu produksi yang mengolah :
1)   Bahan mentah menjadi barang jadi
Contoh : kedelai diolah menjadi tempe
2)   Bahan mentah menjadi barang setengah jadi
Contoh : kapas diolah menjadi benang pintalan
3)   Bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi
Contoh : pintalan benang diolah menjadi kain
4)   Bahan setengah jadi menjadi barang jadi
Contoh : kain diolah menjadi pakaian
d.   Bidang perdagangan, yaitu produksi yang mengumpulkan dan menjual kembali hasil produksi kepada yang memerlukan untuk memperoleh keuntungan. Seperti : toko, supermarket, kios.
e.    Bidang jasa, yaitu produksi yang membantu dan memperlancar proses produksi tanpa ikut membuat barang itu sendiri. Jadi, bidang produksi jasa tidak menghasilkan barang melainkan hanya menghasilkan jasa.
Contoh : perbankan, angkutan, asuransi.
4.    Tingkatan produksi
a.    Primer, yaitu produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang bisa langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Bidang produksi ekstraktif dan agraris merupakan tingkat primer.
b.    Sekunder, yaitu produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang produksi industri merupakan tingkat produksi sekunder.
c.    Tersier, yaitu produksi yang bersifat memperlancar proses produksi dan menyalurkan hasil produksi. Bidang produksi perdagangan dan jasa merupakan produksi tingkat tersier.
5.    Faktor-faktor produksi
a.    Faktor produksi alam, yaitu faktor produksi yang disediakan oleh alam, meliputi tanah, kekayaan hutan, kekayaan laut, air, iklim, dll.
b.    Faktor produksi tenaga kerja, yaitu faktor produksi yang berupa tenaga kerja manusia.
Berdasarkan sifatnya, faktor produksi tenaga kerja dibagi :
1)   Tenaga kerja jasmani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan jasmani/ fisik. Contoh : tukang, buruh angkut
2)   Tenaga kerja rohani, yaitu kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran/ otak. Contoh : menteri, guru, direktur.
Berdasarkan kemampuan, faktor produksi tenaga kerja dibagi :
1)   Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus dan teratur. Contoh : dokter, guru, akuntan.
2)   Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan-latihan dan pengalaman. Contoh : montir, sopir, koki.
3)   Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan. Contoh : tukang, kuli, pemulung.
c.    Faktor produksi modal, yaitu semua hasil produksi yang berupa benda yang diciptakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang lain. Contoh : mesin-mesin, cangkul, bensin, solar, bahan baku, dll.
Berdasarkan sifat, modal dibagi menjadi :
1)   Modal tetap, yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi. Contoh : mesin-mesin, bangunan, kendaraan.
2)   Modal lancar, yaitu modal yang hanya dapat digunakan/ habis dalam satu kali proses produksi. Contoh : bensin, solar, bahan baku seperti kapas untuk pembuatan benang.
Berdasarkan fungsi, modal dibagi menjadi :
1)   Modal masyarakat, yaitu modal yang dipakai dalam proses produksi dan berguna bagi masyarakat. Contoh : jembatan, jalan, kendaraan umum.
2)   Modal perorangan/ individu, yaitu modal yang dimiliki seseorang dan menjadi sumber penghasilan bagi orang tersebut. Contoh : rumah yang dikontrakkan, mobil yang disewakan.
Berdasarkan bentuk, modal dibagi menjadi :
1)   Modal nyata, yaitu modal yang dapat dilihat berupa benda-benda, terdiri atas modal barang dan modal uang. Contoh : mesin, bangunan, kendaraan.
2)   Modal abstrak, yaitu modal yang tidak dapat dilihat tapi sangat penting bagi jalannya proses produksi. Contoh : nama baik perusahaan (good will), hak cipta, hak paten, lokasi perusahaan.
Berdasarkan sumber, modal dibagi menjadi :
1)   Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari perusahaan sendiri. Contoh : modal setoran dari pemilik.
2)   Modal asing, yaitu modal yang berasal dari pihak lain dan sebagainya.
d.   Faktor produksi pengusaha kewirausahaan
Adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengorganisasi/ mengatur dan mengkombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal. Agar produksi dapat berjalan lancar, seorang pengusaha hendaknya memiliki keahlian :
1)   Keahlian manajerial (managerial skill), yaitu keahlian dalam mengelola faktor-faktor produksi dengan menggunakan cara-cara yang tepat sehingga diperoleh hasil maksimal.
2)   Keahlian teknologi (tecnological skill), yaitu keahlian khusus yang bersifat teknik yang bisa digunakan demi keberhasilan produksi.
3)   Keahlian organisasi (organizational skill), yaitu keahlian mengatur berbagai kegiatan perusahaan yang bersifat intern maupun ekstern.
6.    Proses produksi
Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilalui dalam memproduksi barang atau jasa. Dilihat dari caranya, proses produksi dapat digolongkan menjadi empat macam :
a.    Proses produksi pendek, yaitu proses produksi yang pendek/ cepat dan langsung menghasilkan barang atau jasa yang bisa dinikmati konsumen. Contoh : proses produksi makanan, seperti singkong goreng, ptsang goreng.
b.    Proses produksi panjang, yaitu proses produksi yang memakan waktu lama. Contoh : proses produksi menanam padi dan membuat rumah.
c.    Proses terus-menerus/ kontinu, yaitu proses produksi yang mengolah bahan-bahan secara berurutan melalui beberapa tahap pengerjaan sampai menjadi barang jadi. Contoh : proses produksi gula, kertas.
d.   Proses produksi berselingan/ intermitten, yaitu proses produksi yang mengolah bahan-bahan dengan cara menggabungkannya menjadi barang jadi. Misalnya pada proses produksi mobil. Ada bagian yang membuat kerangka, ada bagian yang membuat setir, ada bagian yang membuat ban, kaca, dll. Setelah setiap bagian selesai dengan kerjanya, hasilnya digabungkan menjadi mobil.
7.    Perluasan produksi
Perluasan produksi adalah usaha untuk meningkatkan atau menambah kuantitas (jumlah) dan kualitas (mutu) barang dan jasa yang dihasilkan melalui beberapa cara.
Cara-cara perluasan produksi meliputi :
a.    Ekstensifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah faktor produksi. Contoh : menambah mesin, mendirikan pabrik baru, membuka lahan baru.
b.    Intensifikasi, yaitu perluasan produksi dengan cara memperbesar kemampuan berproduksi dari faktor produksi yang sudah ada, tanpa menambah jumlah faktor produksi. Contoh : untuk meningkatkan hasil pertanian dilakukan dengan cara memilih bibit yang unggul, memperbaiki pengairan, memberi pupuk dengan teratur.
c.    Diversifkasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah jenis produksi. Contoh : awalnya satu pabrik hanya memproduksi kertas, kemudian pabrik tersebut memproduksi buku gambar, buku tulis dan buku berpetak.
d.   Normalisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menambah keragaman dari satu jenis produksi. Contoh : mula-mula suatu pabrik hanya memproduksi kertas HVS 60 gram lalu ditambah dengan memproduksi HVS 70 gram dan 80 gram.
e.    Spesialisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara mengadakan pembagian kerja. Dengan cara pembagian kerja, kualitas barang yang dihasilkan bisa meningkat dan umumnya kuantitas (jumlah) barang juga ikut meningkat, ini disebabkan karena setiap pekerjaan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan di bidangnya.
f.     Mekanisasi, yaitu perluasan produksi dengan cara menggunakan mesin-mesin yang bisa menghemat waktu dan tenaga, sehingga hasil produksi lebih meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
g.    Memberikan fasilitas dan kemudahan, yaitu perluasan produksi yang dilakukan pemerintah sebagai suatu kebijakan umum, diantaranya dengan cara pemberian kredit bagi usaha kecil dan menengah, deregulasi (penyederhanaan peraturan), debirokratisasi (penyederhanaan mekanisme perizinan), mengadakan kursus-kursus peningkatan keterampilan kerja.

c.    Teori perilaku konsumen (tabel dan grafik)
1.    Menurut Engel
“Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk tabungan”
No
Pendapatan
(Y)
Konsumsi
(C)
Tabungan
(S)
Bagian
Konsumsi
C/Y
Bagian Tabungan
S/Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
300
350
400
450
500
550
600
1050
1200
1450
2600
4850
300
350
370
400
425
455
485
520
580
600
750
1050
0
0
30
50
75
95
115
530
620
850
1850
3800
100%
100%
93%
89%
85%
83%
81%
50%
48%
41%
29%
22%
0%
0%
7%
11%
15%
17%
19%
50%
52%
59%
71%
78%


2.    Menurut Keynes
Bila dikatakan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Y = C + S
Keterangan :
Y            : Pendapatan
C            : Konsumsi
S            : Tabungan
Keynes mengemukakan bahwa “Setiap penambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan penambahan tabungan”.
Keterangan :
          : Pertambahan pendapatan
          : Pertambahan konsumsi
          : Pertambahan tabungan
Contoh Soal
1.    Andini memiliki pendapatan Rp 1.000.000,-
Dibelanjakan untuk konsumsi Rp 700.000,-
Berapakan tabungan Andhini ?
Jawab :
Tabungan Andhini = S
Y = C + S
Rp 1.000.000,- = Rp 700.000,- + S
S = Rp 1.000.000,- - Rp 700.000,-
S = Rp 300.000,-
Jadi, tabungan Andhini adalah Rp 300.000,-
2.    Ketika pendapatan Dani Rp 600.000,-, jumlah konsumsinya Rp 400.000,- dan tabungannya Rp 200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi Rp 1.000.000,-, jumlah konsumsinya Rp 700.000,- dan tabungan Rp 300.000,-
a.    Berapakah pertambahan pendapatan  ?
b.    Berapakan pertambahan konsumsi  ?
c.    Berapakan pertambahan tabungan  ?
d.   Buktikanlah bahwa DY = DC + DS !
Jawab :
a.     = Rp 1.000.000,- - Rp 600.000,- = Rp 400.000,-
b.     = Rp 700.000,- - Rp 400.000,- = Rp 300.000,-
c.     = Rp 300.000,- - Rp 200.000,- = Rp 100.000,-
d.  
Rp 400.000,- = Rp 300.000,- + Rp 100.000,-
Jadi, terbukti bahwa DY = DC + DS

3.    Menurut Gossen
Hukum Gossen I disebut Hukum Guna Marginal yang Terus Merurun : “ Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu terus ditambah, maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna total akan menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan dibawah nol”.
Jumlah gelas
yang diminum
Guna Total
(Total Utility)
Guna Marginal
(Marginal Utility)
0
1
2
3
4
5
6
0
30
50
65
65
55
35
0
30
20
15
0
-10
-20
Keterangan :
a.    Guna total (total utility) adalah seluruh guna yang diperoleh saat mengkonsumsi sejumlah barang
b.    Guna marginal (marginal utility) adalah tambahan guna yang disebabkan adanya tambahan barang yang dikonsumsi
c.    Utility disini diartikan sebagai guna.
             Guna
     70


 

     60


 

     50

     40


 

     30 
       
     20
    
     10

     0          1       2      3      4      5      6
Gelas

Kurva guna total
70
            Guna
60

50
           Gb. Kurva guna total dan guna marginal
40

30

20


 

10







 

0            1       2       3      4      5      6  Gelas

-10

-20


d.   Teori perilaku produsen (tabel dan grafik)
“Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang” (Law of Deminishing Return) oleh David Ricardo dalam bukunya “Principles of Political Economic and Taxation”.
Bunyi : ”Kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya, tanah atau modal) dikombinasikan dengan satu  input variabel (misalnya, tenaga kerja) yang setiap kali ditambah satu unit, maka output akan ikut bertambah juga, mula-mula dengan tingkat pertambahan yang lebih dari proporsional (increasing return), tetapi mulai waktu tertentu tambahan hasil (produk marginal) akan menjadi kurang dari proporsional (deminishing return)”.
INPUT
OUTPUT
Bangunan
Mesin
Tenaga
Kerja
Produk
Total
Produk
Marginal
(Tambahan hasil)
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
Jumlah tetap
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
10
35
75
95
102
107
109
110
0
10 è (10-0)
25 è (35-10)
40 è (75-35)
20 è (95-75)
7 è (102-95)
5 è (107-102)
2 è (109-107)
1 è (110-109)



 

   120           Produk

   110
                                                                                       Total produk
   100


 

     90

     80


 

     70

     60

     50

     40


 

     30


 

     20

     10
      7                                                                          Produk marginal
      0
                  1       2       3       4       5       6      7      8      9      Jumlah tenaga kerja
















PERTEMUAN 2

DIAGRAM INTERAKSI PELAKU EKONOMI (CIRCULAIR FLOW DIAGRAM)

1.    Diagram Interaksi Ekonomi Model Sederhana (2 Pelaku)
2.    Diagram Interaksi Pelaku Ekonomi Model Lengkap (4 Pelaku)

3.    Manfaat diagram interaksi pelaku ekonomi
a.    Bagi pemerintah
1)   Sebagai alat bantu untuk membuat pola pembangunan nasional
2)   Sebagai alat bantu untuk mengatur dan mengontrol arus barang dan jasa serta faktor-faktor produksi yang terjadi di masyarakat
3)   Sebagai alat bantu untuk mengatur dan mengontrol arus barang dan jada dan faktor-faktor produksi dari dan ke luar negeri
4)   Sebagai alat bantu untuk mengukur dan mengontrol arus peredaran uang
5)   Sebagai alat bantu untuk membuat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
6)   Sebagai alat bantu untuk mengatur distribusi pendapatan nasional
7)   Sebagai media untuk menentukan struktur ekonomi nasional
8)   Sebagai sarana untuk mengetahui hak dan kewajiban pemerintah kepada masyarakat
b.    Bagi masyarakat (rumah tangga)
1)   Sebagai media untuk mengetahui hak dan kewajiban masyarakat dalam kegiatan ekonomi bila dihubungkan dengan peran perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri
2)   Sebagai media untuk mengetahui arus barang dan jasa serta faktor-faktor produksi yang terjadi dalam kehidupan
3)   Sebagai alat bantu untuk mengetahui jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh masyarakat (misalnya, menjadi eksportir atau importir)
4)   Sebagai sarana untuk memperluas wawasan












PERTEMUAN 3

PELAKU EKONOMI
1.    Rumah Tangga
Peran rumah tangga (rumah tangga konsumen) dalam kegiatan ekonomi :
a.    Sebagai konsumen terhadap barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup
b.    Sebagai penyedia faktor-faktor produksi seperti yenaga kerja, tanah, bahan baku, modal dan pengusaha (kewirausahaan).
Pendapatan rumah tangga umumnya diperoleh dari perusahaan dalam bentuk :
a.    Upah atau gaji, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan tenaga dalam kegiatan produksi
b.    Sewa, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanah atau bangunan untuk pelaku kegiatan produksi
c.    Bunga, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah meminjamkan sejumlah uang sebagai modal untuk melakukan kegiatan produksi
d.   Laba, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan pikiran, tenaga, dan keahliannya untuk mengelola perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh laba
e.    Hasil penjualan, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga dari menjual bahan baku kepada perusahaan
2.    Perusahaan
Peran perusahaan meliputi :
a.    Membeli faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan pengusaha (kewirausahaan)
b.    Mengelola atau mengombinasikan faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Disini perusahaan berperan sebagai produsen
c.    Menjual barang dan jasa yang sudah dihasilkan kepada rumah tangga, pemerintah, masyarakat luar negeri atau kepada ketiga-tiganya
d.   Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar
3.    Pemerintah
a.    Pemerintah sebagai produsen
Pemerintah dalam perannya sebagai produsen memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh : minyak (Pertamina), semen (PT Semen Cibinong), baja (PT Krakatau Steel), listrik (PT PLN Persero), pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia).
b.    Pemerintah sebagai konsumen
Pemerintah dalam menjalankan fungsinya membutuhkan barang dan jasa untuk dikonsumsi. Contoh : peralatan kantor (komputer, meja), perlengkapan kantor (kertas, tinta), mobil dinas, rumah dinas, peralatan perang (tank, senjata)
c.    Pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi
1)   Peraturan yang dibuat dalam bidang ekonomi
Semua peraturan yang dibuat pemerintah harus berdasarkan pancasila, UUD 1945, dan GBHN. Contoh peraturan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang dibuat pemerintah :
·      UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang diantaranya mengatur pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional
·      UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
·      UU No. 27 Tahun 2003 tentang Pemanfaatan Panas Bumi
·      UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2)   Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi yang dijalankan pemerintah, misalnya :
·      Kebijakan fiskal (kebijakan dalam hal pajak dan APBN)
·      Kebijakan moneter (kebijakan dalam keuangan dan perkreditan)
·      Kebijakan produksi (kebijakan untuk mendorong produksi barang dan jasa tertentu)
·      Kebijakan ketenagakerjaan (kebijakan mengatur segala sesuatu tentang tenaga kerja, termasuk tata cara pemberangkatan dan pemulangan TKI)
·      Kebijakan harga (kebijakan mengatur harga, seperti menetapkan harga minimum dan harga maksimum)
·      Kebijakan perdagangan luar negeri (kebijakan mengatur perdagangan dengan luar negeri, seperti membuat perjanjian dengan negara lain)
4.    Masyarakat Luar Negeri
Peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi :
a.    Pengekspor barang dan jasa
b.    Pengimpor barang dan jasa
c.    Pengekspor faktor-faktor produksi
d.   Pengimpor faktor-faktor produksi
e.    Mitra kerja sama ekonomi
Meliputi :
1)   Produksi, membahas masalah standar kualitas dan jumlah produksi barang tertentu. Contoh : OPEC
2)   Perdagangan dan tarif, membahas masalah perdagangan dan tarif dengan tujuan memperlancar arus distribusi barang antarnegara. Contoh : WTO
3)   Perburuhan, bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pekerja. Contoh : ILO